Minggu, 18 Januari 2015

LEBIH SUKA MEMBELI DARIPADA JUALAN ADALAH JIWA ORANG KONSUMTIF, BUKAN PRODUKTIF DAN TIDAK SAMA SEKALI MEMILIKI JIWA WIRAUSAHAWAN


Mengapa orang (mungkin jika boleh curhat, orang disini maksudnya adalah saya) merasa percaya diri ketika membeli daripada menjual. Orang lebih pede ketika sedang membutuhkan barang daripada membutuhkan uang. Orang menjual adalah orang yang sedang butuh uang, sedangkan orang yang membeli adalah orang yang sedang membutuhkan barang dan dalam keadaaan banyak uang. Jadi lebih pede membeli dari pada menjual, karena merasa banyak uang.

Seharusnya wirausahawan memiliki jiwa bangga ketika menjual barang. Sebenarnya nilai atau esensi dari butuh uang dan butuh barang adalah sama. Uang hanya sebagai alat tukar. Dulu, sebelum ada alat tukar, manusia jual beli dengan cara barter, yaitu menukarkan barang dengan barang. Jadi antar penjual dan pembeli sama-sama butuh barang. Sedangkan sekarang motiv penjual dan pembeli sudah berbeda, pemebeli motifnya adalah butuh barang sedangkan penjual memiliki motif membutuhkan uang. Anggapan umum memang cenderung orang yang banyak uang derajtnya lebih tinggi daripada yang tidak punya uang. Padahal sebenarnya itu tidak benar sama sekali.

Jika ingin jadi wirausahawan, mental semacam ini harus kita buang sejauh mungkin. Tidak semua pedagang adalah orang yang sedang membutuhkan uang yang berarti karena tidak punya uang. Mungkin ya, anggapan semacam ini dilatarbelakangi oleh masa kecil yang melihat orang tua melakukan penjualan hanya ketika membutuhkan uang saja, misalnya menggadaikan barang untuk membayar uang sekolah anak. Hal ini seolah-olah sangat memalukan. Seharusnya sikap wirausaha sudah ditanam sejak kecil oleh orang tua kepada anaknya. Jangan sampai menunjukkan perasaan bersedih ketika menjual barang. Jualan adalah hal yang menyenangkan karena menghasilkan uang. Jangan diidentikkan dengan menjual adalah orang yang sedang tidak punya uang. Orang pasti tidak senang ketika dianggap oleh orang lain sedang membutuhkan uang, layaknya pengemis. Ingat pedagang dengan pengemis berbeda. Berdagang lebih bermartabat jauh daripada pengemis. Jadi ayo yang ingin jadi wirausahawan, senangilah jualan. Karena pintu rejeki banyak terletak dari aktifitas perdaganagan.