Senin, 11 Desember 2017


Rayap sebagai Petani Jamur Liar Edible Termitomyces

Rayap banyak dikenal oleh masyarakat sebagai semut putih, padahal sebenarnya rayap bukanlah semut. Sebenarnya rayap lebih dekat kekerabatannya dengan kecoa, sehingga ada yang menyebunya sebagai kecoa sosial.
Ada 2600 spesies rayap yang telah diketahui, yaitu terdiri atas 7 famili dan 281 genus/marga. Rayap merupakan serangga cosmopolitan tetapi secara geografis sangat terbatas ditemukan di daerah panas.
Semua rayap merupakan organisme sosial. Reproduksi dari rayap sosial secara normal, sangat terbatas, yaitu hanya pada satu pasangan yang bisa disebut “royal couple”, terdiri atas satu ratu dan satu raja. Ratu dan raja memiliki masa hidup yang lebih lama dibanding dengan pekerja dan tentaranya. Para pekerja dan tentaranya tidak bereproduksi, melainkan hanya membantu ratu untuk bereproduksi. Rayap juga termasuk organisme yang memiliki hubungan khusus dengan organisme lain selama hidupnya. Rayap membutuhkan organisme lain seperti bakteri dan protozoa untuk mencerna makanannya.
Tidak semua jenis rayap dapat membudidayakan jamur pada sarangnya, melainkan hanya sebagian kecil saja. Jenis rayap yang dapat membudidayakan jamur yaitu sub family Macrotermitinae yang terdiri atas 11 marga dan 330 spesies. Rayap pembudidaya jamur hanya ditemukan di Afrika dan Asia.
Telah diketahui sejak lama bahwa beberapa jenis rayap melakukan aktivitas agrikultur atau pertanian. Pertanian yang dilakukan oleh rayap yaitu budidaya jamur. Rayap membudidayakan jamur di dalam sarangnya di dalam tanah. Duur Aanen dan Wilhelm de Beer (2007) melakukan penelitian terbaru yang menduga bahwa pertanian rayap bermula dari hutan hujan Afrika Tengah kemudian menyebar hingga Savana dan Asia.
Diketahui bahwa manusia mulai melakukan agrikultur sudah 10000 tahun yang lalu, tetapi kegiatan menanam untuk memenuhi makanannya sendiri merupakan hal yang sudah biasa dilakuka oleh manusia. Ternyata kegiatan menanam untuk memenuhi makanan juga dilakukan oleh sekelompok rayap sub family Macrotermitinae. Rayap ini telah melakukan aktifitas pertanian untuk memenuhi makanannya dengan cara membudidayakan jamur pada sarangnya, bahkan sejak berjuta tahun yang lalu.
Hubungan kerjasama antara rayap dan jamur merupakan suatu contoh yang sangat mengesankan dari suatu simbiosis mutualisme. Simbiosis mutualisme yaitu hubungan antara dua organisme yang berbeda yang saling menguntungkan antara kedua organisme tersebut. Dalam hal ini, rayap membangun sarangnya layaknya sebuah greenhouse. Kemudian rayap mencari bahan-bahan organik yang diperlukan  untuk membangun suatu kebun jamur. Bahan-bahan organik tersebut nantinya akan menjadi substrat bagi jamur untuk tumbuh. Jamur akan tumbuh pada substrat yang telah dibuat oleh rayap, mendekomposisi senyawa karbon kompleks seperti, selulosa dan lignin yang rayap tidak bisa lakukan karena rayap tidak memiliki enzim untuk mencerna secara langsung untuk menjadi zat yang kaya akan nitrogen yang nantinya digunakan rayap sebagai bahan makanannnya.
Suatu koloni rayap dapat secara konsisten menjaga ribuan pekerja dan tentara agar tetap sterile untuk mencegah terjadinya kontaminasi terhadap kebun yang telah dibangun. Sarang rayap yang dibangun dapat menjadi sangat besar karena jamur terus tumbuh dan dirawat oleh rayap pekerja. Rayap secara constant menanambah bahan material yang baru untuk sarang mereka dan rayap yang lain memakan bagian sarang yang lama, atau nodule.

Terjebak dalam Kaca

Oleh: Khoirul Anwar


Dikala senja saat itu, warna langit di ufuk barat mulai memerah sedangkan awan hitam di atas masih meneteskan hujan rintik rintiknya. Kodok sawah mulai bersuara tak malu malu menyambut datangnya petang saat itu. Di suatu tempat gelap, Lorong Lorong di bawah tanah terdapat gua nan indah dan luas, hasil bangunan oleh puluhan tahun raja dan ratu rayap beserta pekerjanya. Cuacanya gelap gulita di dalam menjadi pemandangan yang biasa dan tak pernah jadi masalah.

Di hiruk pikuknya para pekerja rayap yang sibuk membuat kanal kanal dan lorong-lorong menyiapkan jalan para kandidat kandidat ratu dan raja baru di kerajaan berikutnya yang akan mereka bangun, terdengar tawa bahagia laron laron muda yang bersiap siap menemui calon pasangan mereka di alam tanpa batas. Ya, lorong-lorong menghubungkan gua itu dengan tempat tanpa batas, langit langit yang dihiasi bintang bintang nan berkilauan, suatu tempat ketikabertemunya para laron dengan calon pasangan hidupnya.

Tak lama kemudian hujan mulai reda, awan di langit telah kehabisan air untuk sang tanah. Gerombolan laron mulai baris berbondong bondong bergegas keluar menuju alam tanpa batas. Satu persatu mulai mengepakkan sayap tipis indahnya, dan mereka pun mulai terbang. Gembira dan suka cita yang mereka rasakan. Mereka berkumpul di suatu titik cahaya, cahaya akibat pantulan rembulan di batang pohon yang masih basah akibat hujan tadi. Banyak pemuda dan pemudi laron bercengkerama di sana, melakukan tarian untuk saling memikat satu sama lain.

Jack dan Lery, sepasang laron yang baru saja bertemu asyik bercakap cakap di suatu ranting. “ Hai, namaku Jack, bolehkan aku berkenalan dengan mu?”. Halo, Jack. Aku Lery, berasal dari barat daya. Bagaimana denganmu Jack?”. Oh aku dari tenggara. Senang bisa bertemu denganmu. Tarianmu bagus juga. Aku sangat menyukainya. Oya? terimakasih, kau juga sangat cantik. Bagaimana kalau kita menari bersama. Ok ayo kita menari bersama sama. Begitulah cara mereka mencari pasangan. Menari adalah suatu acara sakral sebagai ritual perkawinan. Perlahan mereka melepaskan sayap tipis nan indah mereka masing-masing yang membuat mereka jatuh tanah. Akhirnya, Jack dan Lery pun menikah dan memutuskan untuk hidup Bersama membangun keluarga mulai dari awal.

Saat itu ada si Ilun, anak manusia umur 9 tahun yang menyaksikan keramaian di pohon itu. Ilun melihat Jack dan Lery yang baru saja jatuh dari pohon. Kemudian dia menangkapnya dan menaruhnya di dalam botol kaca. Sepasang laron suami istri tertangkap di dalam sebuah botol kaca yang di dalamnya berisi tanah. Sepasang laron itu memutuskan untuk tinggal di sana dan membangun rumah mereka. Laron membangun rumahnya di dalam tanah dan berbentuk seperti suatu ruangan atau gua yang berbentuk dome. Sepasang laron itu menetap di rumah mereka dan tidak pernah keluar. Si istri laron beberapa hari kemudian bertelur. Sang suami laron tetap menemani istrinya yang sedang hamil itu. Istri laron meletakkan telurnya di dalam rumah sederhana yang mereka buat itu. Hampir setiap hari sang istri laron mengeluarkan telur dan mengumpulkan telurnya di dalam rumah itu. Pasangan laron itu tetap setia di dalam rumah itu dan tidak pernah keluar rumah. mereka berdua setia menunggu calon anak-anak mereka menetas. Selama menunggu anak-anaknya menetas sepasang laron itu tidak pernah keluar rumah dan tidak ditemukan aktivitas untuk mencari makan, sehingga dapat diduga bahwa mereka melakukan puasa selama menunggu anak-anaknya menetas. Hari demi hari mereka lalui dengan sabar. Sepasang kekasih, suami dan istri laron tersebut saling mengasihi dan menyayangi. mereka saling merawat satu sama lain dengan cara saling membersihkan tubuh masing-masing. Kurang lebih empat puluh hari kemudian si telur laron mulai menetas. Sepasang laron itu sangat bahagia melihat telur telur mereka mulai menetas. Satu demi satu telur laron menetas. mereka merawat anak anak laron itu dan memberinya mereka makan dari dalam tubuh bapak dan ibu laron yang sedang berpuasa itu. Di saat mereka berpuasa mereka masih mampu memberi makan anak-anaknya, merawat anak-anaknya hingga dewasa. 

Anak anak laron dididik oleh bapak ibu laron ada yang menjadi pekerja dan ada juga yang menjadi tentara. Sambil memberi makan sang ibu berpesan kepada anak-anaknya, kelak ketika dewasa mereka harus menjadi rayap yang rajin dan berguna bagi semua makhluk ciptaan Tuhan. Hingga pada akhirnya anak-anak laron cukup dewasa dan dapat mulai keluar dari rumah. Anak-anak laron dan saudara-saudaranya bekerja sama membangun liang kembara atau lorong lorong menuju keluar rumah. Saudara rayap yang menjadi tentara menjaga saudaranya rayap pekerja dan juga bapak ibunya. 

Pekerjaan anak-anak rayap pekerja adalah mengumpulkan kayu sebagai substrat untuk membangun kebun jamur. Mereka membuat kebun jamur untuk orang tua yang telah merawatnya dari kecil dan juga saudara-saudaranya yang membutuhkan makan. Sedikit demi sedikit anak-anak pekerja mulai mengumpulkan kayu di dalam rumah hingga beberapa hari kemudian jamur yang mereka tanam mulai tumbuh dan berkembang biak. Akhirnya mereka panen jamur itu. Mereka makan dari hasil kebun jamur itu. Di saat itulah bapak dan ibu laron mulai melakukan aktivitas makan. mereka berbagi satu sama lain, saling suap menyuapi ketika mereka makan. Rayap pekerja terus dengan rajinnya mengumpulkan kayu dan seresah untuk memperbesar kebun mereka, karena semakin hari saudara-saudaranya bertambah banyak dan banyak yang harus diberi makan. Hingga di suatu musim berikutnya tibalah saatnya anak-anak rayap calon laron laron baru mulai berkelana untuk mencari pasangan. kebun mereka mulai ditinggal. Jamur terus tumbuh walaupun tidak dirawat oleh sang rayap pekerja. akhirnya jamur itu tumbuh membentuk tubuh buah yang sangat besar, menembus rumah rayap menuju permukaan tanah. Jamur itu menyebarkan spora sebagai benih jamur bagi calon pasangan-pasangan laron baru. Tubuh buah jamur itu juga dapat dimakan oleh organisme lain selain rayap seperti, kumbang, siput, dan juga manusia.


Itulah hasil pekerjaan suatu makhluk yang bernama rayap. Mulai dari melakukan aktivitas laron yang berpuasa, saling tolong menolong, rajin dan bekerja sama membangun kebun untuk memberi makan banyak makhluk. anak-anak rayap juga sangat taat dan patuh kepada nasihat orang tuanya. Subhanallah. kita sebagai manusia sosial patut kiranya meniru tingkah laku rayap sebagai serangga sosial. (Khoirul Anwar)

Ke Jawa Timur



Ke Jawa Timur

Malam ini saya sedang melakukan perjalanan dari Bogor menuju Jember. Saya datang ke Jember untuk menghadiri acara pernikahan teman dekat saya, Dwi Sendi Priyono. Saya bersama kedua teman saya, Yendra Pratama dan Agus berangkat bersama-sama naik kereta Kertajaya menuju Surabaya. Setelah sampai Surabaya nanti kami akan naik kereta lagi menuju Jember karena tidak ada kereta yang jurusannya dari Pasar Senen (Jakarta) langsung menuju Jember. Sekarang jam menunjukkan pukul 19.30 saya duduk di dalam kereta ekonomi yang sekarang sudah ber-AC. Di tempat duduk saya ada satu orang disamping saya dan dua orang lainnya di hadapan saya. Mereka bertiga sepertinya musisi, karena dapat saya lihat mereka membawa perlengkapan alat musik, bas, gitar. Penampakanya yang memakai tato memperkuat dugaan saya bahwa mereka adalah musisi atau anak band. Walaupun penampakannya menyeramkan, mereka bertiga adalah orang baik, dapat dilihat dari caranya tersenyum menyapa saya. Sambil menulis cerita ini saya mendengar mereka sedang bercakap-cakap dalam bahasa sunda. Saya tidak mengerti apa yang mereka bisacarakan. Semoga perjalanan kami lacar, sampai di Jemer denga selamat. Saya akan tiba di surabaya sekitar pukul dua pagi jika dilihat dari jadwal yang tercantum pada tiket. Kereta selanjutnya berangkat dari Surabaya pukul empat pagi dan mungkin akan sampa di Jember sekitar pukul delapan atau sembilan pagi. Jadi lama perjalanan dari Surabaya menuju Jember melalui kereta membutuhkan waktu empat jam. Sesampai di Jember, rencananya kami akan menginap dulu di rumah sahabat saya itu, karena acara resepsinya dalah tangal 18 keesokan harinya. Setela dari acara resepsi saya akan pulang ke Pasuruan untuk bertemu Bapak dan Ibu di rumah. Saya sudah mengabari beliau berdua kalau saya akan pulang pada tangal tersebut. Di rumah saya akan tengok kambing saya, katanya sudah beranak untuk kedua kalinya. Alhamdulilla saya sangat bersyukur. Agenda saya selanjutnya adalah mengambil sampel rayap untuk saya identifikasi. Setelah itu saya akan ke Malang, tepanya ke Universitas Brawijaya untuk mengirimkan sampel tanah untuk diuji kandungannya. Tanah yang akan saya ujiakan adalah tanah yang saya bawa dari Bogor. Saya juga sudah menghubungi teman saya yang sedang kuliah di UB untuk menemani saya ke Lab Tanah nantinya. DI Malang saya akan bertem dengan teman teman lainya juga. Setelah dari Malag saya sebenarnya bingung mau langsung kembali ke Bogor atau pulang dulu ke Pasuruan. Kalau dilihat dari efisiensi waktu dan biaya saya sebaiknya dari malang langsung balik ke Bogor. Tapi entahlah annti akan jadi seperti apa, saya akan lihat kondisi dan situasinya. Semoga agenda yang sudah daya rencanakan ini berjalan dengan lancar dan tiada hambatan apapun. Hari Kamis saya berangkat ke Bogor dari Malang dan akan tiba di Jakarta hari jumat dini hari. Selanjutnya daya melanjutkan perjalann ke Bogor naik kereta listrik (KRL). Pukul delapan pagi saya ada kulia Anlisis Statistika. Semoga nanti waktunya nutut sehingga saya masih bisa megikuti perkuliahan tersebut. Terimakasih itu adalah cerita rencana agenda saya ke Jawa Timur kali ini sambil mengisi waktu di kereta.