Jumat, 06 September 2019

Ekowisata Perairan Indonesia


Ekowisata Perairan Indonesia
By Khoirul Anwar

Ekowisata merupakan suatu konsep wisata yang saat ini sedang trend. Ya, ekowisata adalah konsep wisata yang tidak hanya berdasarkan permintaan pengunjung (demand) tetapi juga berdasarkan pada carrying capacity. Yang dimaksud carrying capacity adalah suatu kemampuan wilayah atau ekosistem untuk menampung pengunjung tanpa harus dimodifikasi maupun dirusak.

Indonesia sebagai salah satu negara dengan biodiversitas tertinggi di dunia sangat cocok untuk mengaplikasian ekowisata, terutama ekowisata perairan. Indonesia sebagai negara maritim memiliki lautan yang sangat luas. Posisi Indonesia di wilayah tropis membuat Indonesia menjadi negara yang strategis untuk membangun ekowisata Laut karena memiliki keanekaragaman biota laut yang sangat tinggi. Namun demikian tentu dalam membangun ekowisata laut di Indonesia ada beberapa hal yang perlu diperhatikan di antaranya kesiapan Sumber Daya Manusia, kesadaran masyarakat lokal tentang asset Lingkungan yang mereka miliki sebagai daya Tarik  turis dan wisatawan asing untuk datang ke tempat tinggal mereka.

Ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan untuk memban,gun ekowisata laut di Indonesia, yaitu demand dan capacity carrying. Demand atau permintaan atau biasa yang dipakai oleh institusi pemerintahan sebagai target jumlah wisatawan yang mengunjungi suatu tempat wisata. Demand ini biasanya akan cenderung untuk selalu ditingkatkan untuk mendapatkan pendapatan negara bukan pajak (PNBP). Capacity carrying adalah kemampuan atau kapasitas suatu wilayah atau wisata untuk menampung jumlah pengunjung. Hal tersebut seringkali yang dilupakan oleh pengelola wisata. Pengelola enderung selalu ingin meningkatkan demand disbanding memperhatikan aspek carrying capacity. Padahal dua hal tersebut merupakan hal yang sangat penting diperhatikan untuk menerapkan suatu ekowisata.

Tentu dalam mewujudkan ekowisata di Indonesia perlu adanya kerjasama antara masyarakat dan pemerintah. Kesadaran masyarakat untuk selalu menjaga dan merawat laut sangat diperlukan. Selain itu kemauan masrakat kita untuk membayar komensasi atas apa yang telah diberikan alam juga sangat penting untuk dibangun. Hal ini berkaitan dengan mindset masyarakat Indonesia sendiri sehingga memerlukan waktu untuk merubahnya.

Dukungan pemerintah dari kementrian pariwisata sangatlah penting, misalnya berupa membuat program-program yang membangun masyarakat di sekitar pantai serta mensosialisasikaan konsep bagaimana definisi dan konsep tentang ekowisata itu sendiri.

Suatu kawasan yang bisanya dijadika kawasan ekowisata adalah kawasan dengan keindahan alam yang sangt bagus atau memiliki suatu spesies endemik atau unik. Suatu kawasan yang akan dijadikan pariwisata harus memperhatikan kepuasan pengunjung dan kepuasan ekosistem itu sendiri. Kepuasan pengunjung berdasarkan kepada apa yang diinginkan oleh pengunjung saat berwisata. Sedangkan kepuasan ekosistem berdasarkan pada keberlanjutan dan keberlangsungan ekosistem di daerah tersebut.

Berdasarkan konsep ekowisata suatu wilayah bisa dijadikan sebagai kawasan ekowisata atau tidak. Misalnya permintaan pengunjung yang tinggi (demand yag tinggi) untuk mengunjungi suatu tempat wisata, apakah masih bisa diterapkan suatu ekoswisata? Bagaimana caranya? Silahkan salurka ide dan pendapat saudara pembaca di kolom komentar.



Selasa, 03 September 2019

Fungal Comb, Kebun Jamur Buatan Rayap




 Fungal Comb, Kebun Jamur Buatan Rayap

By Khoirul Anwar


Rayap tanah Macrotermitinae merupakan subfamili rayap dari famili Termitidae. Rayap ini banyak tersebar di daerah tropis mulai Afrika, Timur Tengah, Asia Selatan dan Asia Tenggara, namun tidak ada di Amerika Tengah dan Selatan serta Australasia (Eggleton 2000).
Rayap Macrotermitinae hidup bersimbiosis dengan cendawan Termitomyces di dalam sarangnya. Cendawan simbiotik Termitomyces sp. ditumbuhkan pada substrat khusus yang disebut termite fungus comb. Termite fungus comb (TFC) merupakan substrat khusus yang dibuat dan dipelihara oleh rayap. TFC terdiri dari miselium cendawan Termitomyces itu sendiri dan substrat. Cendawan Termitomyces pada comb tidak memiliki fase bebas (free living phase) seperti cendawan simbiotik pada umumnya, misalnya memiliki konidia yang disebarkan oleh angin. Walaupun cendawan ini dapat ditumbuhkan pada medium sederhana di laboratorium, tetapi cendawan tersebut diketahui tidak bersporulasi (Thomas 1985). TFC dibuat di dalam sarang rayap dalam posisi terkubur atau epigeal.
Macrotermitinae telah mengembangkan kebiasaan interaktif yang kompleks untuk memelihara dan memperbanyak cendawan simbion secara eksternal. Bagian dari aktifitas ini adalah penekanan cendawan lain yang berkompetisi dengan Termitomyces sehingga cendawan tersebut kehilangan kemampuan kompetisi dengan sendirinya, dan ketika TFC segar dipisahkan dari rayapnya, cendawan kompetitor tumbuh dengan cepat (Wood dan Thomas 1989).
Macrotermitinae umumnya memakan jaringan tanaman seperti serasah daun, rumput mati, dan kayu mati yang segar yang tidak banyak terdekomposisi. Material dilewatkan melalui saluran pencernaan rayap dengan cepat sebelum digabungkan dengan TFC (Martin 1987). Macrotermitinae tidak seperti rayap yang lainnya tidak menghasilkan senyawa organik dalam jumlah yang besar dalam feses akhirnya, tetapi berwarna agak hitam, berlumpur dan mengandung mineral, asam urat dan sisa pigmen cendawan yang diletakkan jauh dari koloni utama. Juga diketahui bahwa Termitomyces memiliki kemampuan mendegradasi lignin (Garnier-Sillam et al. 1988).
TFC bersifat organik, memiliki bermacam macam bentuk arsitektur bangunan yang berbeda-beda sesuai taksa rayap pembuatnya (Gambar). Arsitektur TFC menyediakan sruktur permukaan yang luas sehingga terjadi sirkulasi udara serta dapat dijangkau oleh rayap pekerja dan nimfa. Comb baru terbuat dari campuran feces rayap, dan dieram selama beberapa hari hingga dihasilkan kumpulan konidia yang disebut nodul atau mikotetes pada permukaan miselium. Nodul kemudian dimakan oleh rayap pekerja dan miselium yang sudah tua nantinya juga ikut dimakan oleh rayap pekerja.