Rayap banyak dikenal oleh masyarakat sebagai
semut putih, padahal sebenarnya rayap bukanlah semut. Sebenarnya rayap lebih
dekat kekerabatannya dengan kecoa, sehingga ada yang menyebunya sebagai kecoa
sosial.
Ada 2600 spesies rayap yang telah diketahui,
yaitu terdiri atas 7 famili dan 281 genus/marga. Rayap merupakan serangga
cosmopolitan tetapi secara geografis sangat terbatas ditemukan di daerah panas.
Semua rayap merupakan organisme sosial.
Reproduksi dari rayap sosial secara normal, sangat terbatas, yaitu hanya pada
satu pasangan yang bisa disebut “royal couple”, terdiri atas satu ratu dan satu
raja. Ratu dan raja memiliki masa hidup yang lebih lama dibanding dengan
pekerja dan tentaranya. Para pekerja dan tentaranya tidak bereproduksi,
melainkan hanya membantu ratu untuk bereproduksi. Rayap juga termasuk organisme
yang memiliki hubungan khusus dengan organisme lain selama hidupnya. Rayap
membutuhkan organisme lain seperti bakteri dan protozoa untuk mencerna
makanannya.
Tidak semua jenis rayap dapat membudidayakan
jamur pada sarangnya, melainkan hanya sebagian kecil saja. Jenis rayap yang
dapat membudidayakan jamur yaitu sub family Macrotermitinae yang terdiri atas
11 marga dan 330 spesies. Rayap pembudidaya jamur hanya ditemukan di Afrika dan
Asia.
Telah diketahui sejak lama bahwa beberapa jenis
rayap melakukan aktivitas agrikultur atau pertanian. Pertanian yang dilakukan
oleh rayap yaitu budidaya jamur. Rayap membudidayakan jamur di dalam sarangnya
di dalam tanah. Duur Aanen dan Wilhelm de Beer (2007) melakukan penelitian
terbaru yang menduga bahwa pertanian rayap bermula dari hutan hujan Afrika Tengah
kemudian menyebar hingga Savana dan Asia.
Diketahui bahwa manusia mulai melakukan
agrikultur sudah 10000 tahun yang lalu, tetapi kegiatan menanam untuk memenuhi makanannya
sendiri merupakan hal yang sudah biasa dilakuka oleh manusia. Ternyata kegiatan
menanam untuk memenuhi makanan juga dilakukan oleh sekelompok rayap sub family
Macrotermitinae. Rayap ini telah melakukan aktifitas pertanian untuk memenuhi
makanannya dengan cara membudidayakan jamur pada sarangnya, bahkan sejak
berjuta tahun yang lalu.
Hubungan kerjasama antara rayap dan jamur
merupakan suatu contoh yang sangat mengesankan dari suatu simbiosis mutualisme.
Simbiosis mutualisme yaitu hubungan antara dua organisme yang berbeda yang
saling menguntungkan antara kedua organisme tersebut. Dalam hal ini, rayap
membangun sarangnya layaknya sebuah greenhouse. Kemudian rayap mencari
bahan-bahan organik yang diperlukan untuk membangun suatu kebun jamur. Bahan-bahan
organik tersebut nantinya akan menjadi substrat bagi jamur untuk tumbuh. Jamur
akan tumbuh pada substrat yang telah dibuat oleh rayap, mendekomposisi senyawa karbon
kompleks seperti, selulosa dan lignin yang rayap tidak bisa lakukan karena
rayap tidak memiliki enzim untuk mencerna secara langsung untuk menjadi zat
yang kaya akan nitrogen yang nantinya digunakan rayap sebagai bahan
makanannnya.
Suatu koloni rayap dapat secara konsisten
menjaga ribuan pekerja dan tentara agar tetap sterile untuk mencegah terjadinya
kontaminasi terhadap kebun yang telah dibangun. Sarang rayap yang dibangun dapat
menjadi sangat besar karena jamur terus tumbuh dan dirawat oleh rayap pekerja.
Rayap secara constant menanambah bahan material yang baru untuk sarang mereka dan
rayap yang lain memakan bagian sarang yang lama, atau nodule.