Penyiapan Lahan
1.
Pembentukan
lahan menjadi bedengan-bedengan dengan ukuran:
a.
Lebar
bedengan 1.0 – 1.5 m dengan jarak antar bedengan 0.5 – 1.0 m.
b.
Panjang
bedengan disesuaikan dengan kondisi lahan.
c.
Tinggi
bedengan antara 30 – 40 cm.
2.
Di
antara dua bedengan dibuat parit yang berfungsi sebagai saluran drainase
sedalam 0.6 – 0.75 m dan lebar sama dengan jarak antar bedengan.
3.
Di
tengah bedengan dibuat lubang tanam dengan ukuran: lebar 0.5 m, panjang 0.5 m
dan kedalaman 0.5 m. jarak antar lubang 2.5 m.
4.
Peletakan
tanah bagian atas di sisi kanan dan tanah bagian bawah di sisi kiri. Harus
diingat ketika penanaman, timbunan tanah pada sisi kiri digunakan untuk
menimbun terlebih dauhulu diikuti dengan timbunan tanah pada sisi kanan.
5.
Pupuk
organik dicampur dengan tanah labisan atas, diberikan 2 minggu sebelum tanam,
dengan dosis sebanyak 15 – 25 ton/ha. Pemberian pupuk organik selanjutnya
dilakukan setiap 6 bulan sekali.
6.
Masukan
pupuk kandang ke dalam lubang sebanyak 10 -15 kg/lubang sebagai pupuk dasar
7.
Lubang
tanam dibiarkan dan diangin-anginkan selama 1 – 2 minggu.
8.
Pembuatan
lubang dipinggir areal kebun untuk membuang potongan semak sengan ukuran p × l
× t adalah 3 × 2 × 2 meter. Pengumpulan hasil potongan semak, cabang, dan
ranting pada lubang yang telah digali, kemudian dibakar agar hama dan penyakit
yang ada sapat dimusnahkan.
Pembuatan lubang
tanam alternatif:
Pembibitan
1.
Penyiapan Media Tanam
Media
tanam yang digunakan berupa campuran tanah dan pupuk kandang dengan
perbandingan 2:1. Media dimasukkan dalam polybag ukuran 8 cm × 10 cm dan
diletakkan di dalam sungkup
2.
Penyiapan dan Pembuatan Sungkup
Sungkup
terbuat dari rangka bamboo lebar bawah 1 – 1.25 m, tinggi 0.5 – 0.6 m,
bentuknya melengkung setengah lingkaran, panjang sungkup disesuaikan kebutuhan
bibt. Pebibitan harus berada di tempat terbuka dan sirkulasi udara yang baik.
3.
Penyemaian Benih
Benih
direndam air hangat kuku (suhu ±40 °C) dicampur fungisida berbahan aktif
Propamokarb hidroklorida (Previcur N)
konsentrasi 2 mL/L atau Benomyl (Benlate) konsentrasi 0.5 g/L selama 4 – 6 jam
sebelum disemai. Benih ditanam ke dalam media semai pada kedalaman 1 – 2 cm
dengan letak calon akar atau bagian benih yang runcing berada di bawah (media
semai dalam keadaan basah)
4.
Pemeliharaan Benih
Persemaian
dijaga selalu dalam kondisi lembab namun tidak boleh terlalu basah (becek).
Untuk menjaga kesuburan bibit perlu diberi pupuk daun misalnya complesal special tonic atau Mamigro dengan konsentrasi 1.0 – 1.5 g/L
dan penyemprotan pestisida Marshal atau pestisida Kocide 77 konsentrasi 0.5 –
1.0 g/L.
5.
Pemindahan Bibit
Bibit
dipindahkan ke lapangan setelah berumur 30 – 40 hari atau telah memiliki 2 – 3
pasang daun sejati dengan tinggi tanaman 10 – 15 cm. Penanaman bibit dilakukan
pagi atau sore hari pada bedengan yang sehari sebelumnya telah disiram air
terlebih dahulu sampai basah.
Pemeliharaan Tanaman di Lapangan
1.
Pengairan
a.
Pemberian
air dilakukan pada pagi dan sore hari untuk mengurangi penguapan
b.
Volume
pemberian: antara 1 – 2 liter per hari untuk benih/bibit baru tanam dan 20 – 25
liter per hari untk tanaman muda-dewasa, sedangkan untuk tanaman yang sedang
berbuah membutuhkan 30 – 35 liter per hari
c.
Penyiraman
dilakukan dengan membasahi sekeliling tanaman hingga kondisi tanah tidak
terlalu becek dan tidak terlalu kering
2.
Seleksi Pohon (Penjarangan)
a.
Penjarangan
dilakukan setelah bibit berumur ±15 hari setelah tanam dengan hati-hati agar
tidak merusak perakaran tanaman yang dipilih.
b.
Seleksi
dari 2 atau 3 pohon menjadi 1 pohon hemprodit yang sehat dan vigor
pertumbuhannya untuk selanjutnya dipelihara sebagai tanaman yang produktif.
c.
Pemilihan
pohon papaya sempurna dengan ciri-ciri:
i.
Bunga
pertama muncul pada saat tanaman berumur sekitar 3 – 4 bulan, biasanya bunga
pertama muncul pada ketiak daunnya.
ii.
Jika
bunga pertama merupakan bunga jantan (ciri: bila ditekan dengan ibu jari dari
arah ujung kuncup hingga bunga terbuka akan Nampak benangsari), menandakan
pohon sempurna, lakukan pemeliharaan lebih lanjut.
iii.
Jika
bunga pertama merupakan bunga betina, menandakan pohon tersebut berkelamin
betina. Perlu dipertimbangkan apakah akan dipelihara atau dibongkar, tergantung
kondisi pertanaman di lapangan dan rencana awal penanaman.
3.
Pemupukan Anorganik
a.
Dibuat
larikan sedalam 10 – 15 cm di sekeliling pohon dengan jarak 50 cm dari batang
b.
Pupuk
anorganik yang diberikan berupa pupuk yang mengandung hara N, P dan K (jadwal
dosis disajikan dalam table 1)
c.
Pemberian
pupuk dilakukan dengan menaburkannya di larikan yang telah dibuat di sekeliling
pohon.
d.
Lubang
pupuk ditutup kembali dengan tanah
Tabel 1. Jadwal dan Dosis Pemberian Pupuk
Pupuk
|
Bulan
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
11
|
12
|
Kandang
|
20
kg
|
-
|
-
|
-
|
15
kg
|
-
|
-
|
-
|
15
kg
|
-
|
-
|
-
|
15
kg
|
Urea
|
-
|
70
g
|
-
|
-
|
150
g
|
-
|
-
|
200
g
|
-
|
-
|
230
g
|
-
|
|
SP
36
|
100
g
|
50
g
|
-
|
-
|
100
g
|
-
|
-
|
150
g
|
-
|
-
|
150
g
|
-
|
|
KCL
|
-
|
40
g
|
-
|
-
|
100
g
|
-
|
-
|
160
g
|
-
|
-
|
160
g
|
-
|
|
Sumber: Pusat
Kajian Buah-buahan Tropika. 2006. Laporan RUSNAS Pengembangan Buah-buahan
Unggulan Indonesia. Bogor.
4.
Pembumbunan dan Penyiangan
a.
Penyiangan
dilakukan dengan hati-hati terutama di sekitar tanaman agar tidak merusak
perakaran tanaman
b.
Piringan
bawah tajuk dibuat bersih seluas tajuk tanaman di sekitar batang tanaman
c.
Cangkul
tanah di sekitar batang tanaman, lalu bentuk timbunan tanah di sekitar batang
tanaman.
5.
Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman
(OPT)
a.
Keali
dan identifikasi gejala serangan, jenis OPT dan musu alaminya. OPT yang diduga
dapat menyerang tanaman harus diwaspadai dan dikendalikan
b.
Daftar
OPT utama yang terdapat pada setiap fase/stadia pertumbuhan tanaman papaya
disajikan dalam table 2
Tabel 2. Hama dan Penyakit Penting Tanaman
Pepaya dan Pengendaliannya
OPT
|
Gejala/ciri-ciri
|
Pengendalian
|
Kutu Daun
Myzuz persicae
|
Serangan kutu
daun ditandai dengan timbulnya bercak-bercak kuning pada daun dan daun
menjadi keriput. Selain berperan sebagai hama, kutu daun juga dapat berperan
sebagai perantara penyakit virus mozaik papaya.
|
Penyemprotan
insektisida Tamaron dengan dosis 0.1 – 0.2 % atau Hostation 40 Ec dengan
dosis 0.1 – 0.2 % atau Orthane 75 SP dengan dosis 0.1 %
|
Tungau Merah
Tetranychus sp.
|
Gejala awal
adalah timbulnya bitnik-bintik putih pada daun. Pada serangan berat seluruh
daun terselaput bitnik-bintik putih.
|
Penggunaan
akarisida Decofol 0.2 % untuk telur dan nimfa serta akarisida Amitraz atau
Kinometional untuk tungau dewasa.
|
Busuk akar dan pangkal batang
Phytophtora palmivora
|
Daun bawah layu,
menguning dan menggantung di sekitar batang sebelum rontok. Daun yang agak
muda pun menunjukkan gejala yang sama.
Akar lateral
membusuk, membentuk massa berwarna coklat tua, lunak, dan berbau tidak enak.
Pada bibit
persemaian muncul sebagai penyakit semai (damping
off). Pangkal batang membusuk lalu terkulai.
Pada buah,
dimulai dari tangkai buah. Buah diselimuti miselium cendawan berwarna putih,
akhirnya buah mengeriput dan berwarna hitam.
|
Drainase kebun
dijaga dengan baik
Tanaman yang
sakit segera dibongkar beserta akar-akarnya. Buah yang sakit dipetik dan
dimusnahkan.
Penyemprotan
tanamn dengan tembaga sulfat atau mankozeb
|
Antraknosa
Colletotricum gleosporiades
|
Pada buah muda
berbentuk luka kecil ditandai oleh adanya getah yang keluar dan mengental.
Pada buah menjelang masak tampak berupa bulatan-bulatan kecil berwarna gelap.
Bila buah bertambah masak, bulatan-bulatan tadi semakin membesar da busuk
cekung ke arah dalam buah.
|
Sanitasi kebun
dijaga denga baik
Penggunaan
fungisida berbahan aktif mankozeb dosis 0.2 %
Tidak
menggunakan cabai sebagai tanaman sela.
|
Layu Bakteri
Erwinia papayae
|
Serangan bakteri
menyebabka daun papaya menjadi terkulai dan gugur, meskipun di bagian lain
terdapat daun-daun yang sehat. Selanjutnya pucuk tanaman akar membusuk.
Pembusukan menjalar ke bawah hingga seluruh tanaman menjadi busuk
|
Tanaman yang
sakit dibongkar, kemudian dibakar atau dikubur di dalam tanah di lokasi yang
jauh dari areal penanaman papaya serta dengan memperbaiki saluran irigasi
bedengan.
|
|
|
|
Virus Mozaik
Papaya Mosaik Virus (PMV)
|
Serangan
penyakit ini menyebabka daun tanaman menjadi kasar dan sisi daun
bergaris-garis tidak teratur (mosaik). Lambat laun pertumbuhan daun
terhambat, ukuran daun mengecil dan menumpuk di bagian atas serangan yang
cukup berat dapat mengakibatkan daun gugur. Serangan pada buah menyebabkan
timbulnya lingkaran-lingkaran berwarna hijau gelap.
|
Menggunakan
bibit papaya yang bebas virus dan membongkar serta memusnahkan tanaman yang
terserang.
|
Bercak Cincin
Papaya Ringspot Virus (PRV)
|
Serangan
penyakit ini menyebabkan daun muda, sisi bagian atas di antara Tulang daun
mengerut dan berbintik-bintik, daun di sepanjang garis pinggir menggulung ke
atas berwarna hijau terang. Secara visual bentuk dan warna daun yang
terserang Nampak berbeda dengan daun sehat. Serangan pada batang biasanya 2/3
bagian batang atas timbul bercak-bercak (diameter sekitar 1.6 mm) atau garis
hijau hitam mengkilat, pada serangan hebat/akut bercak-bercak menyatu menjadi
garis besar yang lonjong. Pada buah yang terserang tampak bercak berwarna
kuning (diameter 1.6 – 3 mm) atau berbentuk cincin (diameter 3 – 18.8 mm)
dengan warna kuning.
|
Menggunakan
bibit papaya yang bebas virus dan mengeradikasi tanaman sakit
(dicabut/dibongkar lalu dibakar) pada gejala awal serangan.
|
6.
Panen
a.
Pemanenan
papaya dilakukan pada waktu pagi (jam 07.00 – 10.00) atau sore hari (jam 15.00
– 17.00) dalam keadaan cerah.
b.
Amati
tingkat kematangan buah dengan memperhatikan jumlah semburat merah
c.
Perkiraan
umur buah dari saat bunga mekar 165 hari atau 5.5 bulan
d.
Penampakan
warna kulit buah 25 % semburat merah. Untuk jarak angkut jauh buah dipetik
dengan warna hijau kekuningan
e.
Potong
tangkai buah dengan pisau atau dengan memutar buah dengan tangan, hindari buah
lika atau bonyok, usahakan buah tersebut tidak sampai jatuh
f.
Letakkan
buah pada keranjang atau wadah yang telah disiapkan
g.
Bila
pohon mulai meninggi, pemetikan buah dilakukan dengan Bantuan tangga